Faithful Man

He moves from room to room. “Faithful Man” is published by Joyce Teng.

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Day 6

Hari ke enam. Masih dengan Jeffrey yang meriang karena kehujanan semalam. Pagi ini Jeffrey dibangunkan oleh Ethan yang membangunkan Jeffrey dengan cara menepuk-nepuk pipi Jeffrey berulang kali.

“Papa, papa. Bangun, udah pagi,” Ethan berusaha membangunkan sang papa dari tidurnya sembari terus menerus menepuk pipi Jeffrey.

Jeffrey yang lama-lama merasa terganggu dengan apa yang Ethan lakukanpun mau tidak mau harus bangun dari tidurnya sembari menahan sedikit rasa pusing yang kini hadir lagi di kepalanya.

“Iya, iya. Papa bangun,” sahut Jeffrey sembari menahan tangan Ethan yang terus-menerus menepuk pipinya.

Dengan rasa pusing yang ada di kepalanya, Jeffrey berusaha duduk dari posisi berbaringnya.

Saat matanya terbuka dengan sepenuhnya, Jeffrey sedikit terkejut karena melihat Ethan sudah rapih dan siap untuk pergi ke sekolah.

Dengan suara serak khas bangun tidurnya, Jeffrey bertanya pada Ethan, “Kamu udah mau berangkat? kok pagi banget?”

“Ini jam 6 pagi, papa. Kalau Ethan belum siap-siap, nanti telat. Soalnya kan suka macet,” jawabnya.

“Nanti Ethan bilang ke papi beneran ah, buat bikinin jalan buat Ethan sendiri,” celetukan Ethan ini lagi-lagi membuat Jeffrey kaget.

Melihat bagaimana papanya terkejut karena ucapannya, Ethan hanya tersenyum polos pada sang papa. Ia lupa jika ia dilarang berbicara seperti itu lagi oleh papanya.

Setelah berhasil membuat sang papa terkejut dengan ucapannya, kali ini Ethan teringat dengan apa alasan yang membawanya datang ke kamar papanya pagi-pagi dan membangunkan sang papa dengan cukup brutal. Papanya sakit, tapi pipi papanya ia pukul terus-menerus.

“Oh iya, papa. Ini,” ujar Ethan sembari mengulurkan ponsel Jeffrey yang sepertinya sudah sedari tadi ia genggam.

Jeffrey menatap bergantian ke arah ponsel itu dan Ethan, Jeffrey bingung apa maksud Ethan. “Apa?” tanyanya.

“Bukain kodenya, Ethan mau ngobrol sama mama lagi, please…,” pinta Ethan pada Jeffrey dengan kedua tangannya yang tertangkup memohon.

“Bilang dong,” Jeffrey membuka kode kunci ponselnya dan segera memberikan ponsel itu pada Ethan.

Sudah menjadi hal biasa Ethan meminjam ponsel Jeffrey, entah untuk mengirim pesan pada mama dan maminya, atau untuk sekadar menonton youtube.

“Makasih, papa,” seru Ethan sembari menuruni ranjang kamar ini dengan terburu-buru setelah mendapatkan ponsel sang papa.

Merasa jika dirinya masih pusing, Jeffrey memilih untuk kembali tidur setelah Ethan keluar dari kamarnya dan pintu kamar itu tertutup dengan sempurna.

Add a comment

Related posts:

Lionel Messi decides to move to MLS

Lionel Messi is the most coveted and sought-after free agent in soccer (football) history. He has announced that he will join Inter Miami during an interview with MundoDeportivo and Sport. His…

My History Posts

All my history posts in one place!. “My History Posts” is published by JL Matthews in Laughing Stock.

Why you should leave the past behind and move on

One trick of the enemy is to condemn us because of past words or actions. We dwell on what people did or said to us or what they did not do or say. We dwell on what should have been, and what-ifs…